Pada Sabtu hingga Senin, 13-15 Agustus 2022, dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) berupa edukasi dan pendampingan bagi para petani di Sembalun, Lombok Timur tentang bahaya penggunaan pestisida yang tidak sesuai prosedur dan bahaya sengatan panas. Tim pengabdi yang hadir dalam kegiatan ini merupakan kerjasama dari Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro yang diwakili oleh Dion Zein Nuridzin, MKM, RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Poltekkes Kemenkes Semarang.
Kegiatan edukasi berlangsung di Kantor Desa Sembalun yang diikuti oleh 40 orang peserta dari berbagai desa di Kecamatan Sembalun. Sambutan pertama disampaikan oleh H. Husnul, perwakilan dari UPP Pertanian Sembalun sekaligus perwakilan aparatur desa. Sambutan kedua disampaikan oleh Dion Zein Nuridzin, MKM selaku perwakilan tim pengabdi. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini telah mendapatkan dukungan dari Bupati Lombok Timur dan jajaran. Dion juga menyampaikan bahwa tim berfokus untuk melakukan edukasi terkait dampak kesehatan dari paparan pestisida dan panas. Diharapkan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi para peserta. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan edukasi yang dibagi dalam 3 sesi.
Sesi pertama penyampaian bahaya pestisida yang disampaikan oleh Koordinator Penyuluh Dinas Pertanian Lombok Timur, Zainuddin., SP. Dalam pemaparannya beliau menghimbau para petani untuk menggunakan pestisida secara bijak sesuai dengan dosisnya dan mengingatkan untuk Back to Nature. Selain itu, beliau juga menghimbau petani agar tetap menggunakan Alat Pelindung Diri selama melakukan penyemprotan karena “mencegah lebih baik dari mengobati”.
Sesi kedua penyampaian terkait dampak yang dapat timbul dan cara megurangi dampak sengatan panas dan pestisida bagi kesehatan para petani. Sesi terakhir disampaikan terkait kegiatan Gerakan Masyatakat Hidup Sehat (Germas) yang dapat dilakukan oleh para petani termasuk di dalamnya praktek 6 langkah cuci tangan yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan. Praktek cuci tangan ini diharapkan akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama setelah para petani selesai melakukan penyemprotan pestisida.
Selain edukasi kepada para petani, tim juga memberikan modul edukasi dan beberapa sarana kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) berupa topi pelindung panas dan sarung tangan. Penggunaan APD ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak sengatan panas saat petani bekerja.
Salah seorang peserta, Pak Miradi mengapresiasi kegiatan ini, “Saya mengucapkan terimakasih kepada tim pengabdi yang telah memberikan pelatihan pertanian untuk mengantisipasi penyakit dari obat-obatan pestisida yang sudah merajalela di sembalun, apalagi kami belum begitu paham. Alhamdulillah dengan pelatihan yang diadakan oleh tim pengabdi, kami bisa memahaminya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”