Kutoarjo, 15 Oktober 2022
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro bersama dengan petani garam di Desa Patutrejo, Munggasari dan Kertojayan mendiskusikan bagaimana memproduksi garam yang sehat, sehingga diharapkan masyarakat mengkonsumsi garam yang sehat, yaitu yang mengandung iodium (KIO3) minimal 30 ppm. Para petani garam dianjurkan membawa contoh garam produksinya, untuk kemudian ditest kandungan KIO3 sesuai dengan SNI 01-3556.2-1994/Rev 2000/Rev SNI 3556: 2010.
Kelompok Usaha Garam Rakyat memproduksi garam krosok dan garam halus atau garam meja. Hasil test menemukan dari garam krosok ada 1 petani yang masih kurang kandungan garamnya, sedangkan garam halusnya sesmua sesuai. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan survey YLKI di 28 pasar atau desa yang dipilih secara acak ditemukan 41,2 % garam yang beredar tidak memenuhi SNI.
Materi yang disampaikan adalah “Arti pentingnya iodium dan garam beriodium untuk Kesehatan masyarakat”. Dampak bagi masyarakat yang kekurangan iodium, khususnya pada anak – anak adalah gangguan pertumbuhan, kecerdasan.
